Siapakah Kerajaan Bercorak Islam Pertama Dan Tertua Di Indonesia ?

Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang mayoritasnya beragama Islam. Bahkan, Indonesia tercatat sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.

Hal ini tentu karena adanya peran besar dari kerajaan Islam pertama yang ada di Indonesia.

Peran besar kerajaan Islam di Nusantara terhadap penyebaran dan perkembangan Agama Islam, disebabkan karena zaman dahulu masih menggunakan sistem FEODAL.

Sebuah sistem dimana rakyat yang akan selalu menganut kepercayaan atau beragama yang sama dengan yang dipercai oleh kerajaan.

Tapi, benarkah kerajaan Samoedra Pasai merupakan kerajaan bercorak Islam pertama dan tertua di Indonesia?

Selama ini yang kita ketahui bahwa kerajaan Islam yang pertama dan tertua di Indonesia adalah kerajaan Samoedra Pasai,

padahal kenyataannya ternyata ada kerajaan yang jauh lebih dulu dibandingkan dengan Kerajaan Samoedra Pasai sebagai kerajaan yang bercorak Islam.

Sebuah kerajaan yang berlokasi di Aceh bagian timur yaitu Kesultanan Perlak. Kerajaan yang didirikan pada tahun 840 Masehi dan diketahui berjalan sampai 1292, sebelum akhirnya bergabung dengan Kerajaan Samoedra Pasai.

Kerajaan Bercorak Islam

Latar belakang dan berdirinya kesultanan perak

Nama Perlak atau Peureulak sendiri diambil dari "Kayu Perlak", karena Negeri Perlak merupakan sebuah area produksi untuk kayu perlak, jenis kayu yang cocok untuk pembuatan kapal atau perahu.

Pada abad ke-8, Perlak berkembang menjadi pelabuhan perdagangan yang cagih, hal tersebut dikarenakan produk alami dan posisinya yang strategis.

Sehingga kapal-kapal dari negara - negara Arab dan Persia datang ke Kerajaan Perlak.

Dikarenakan pelabuhan Perlak semakin ramai dikunjungi, maka para pedagang menyebutnya dengan Bandar Perlak. Dalam kitab Negarakertagama menyebutnya parlak.

Sementara itu Marcopolo yang pernah berkunjung ke Negeri Perlak pada tahun 1292 menyebutnya Ferlec.

Perlak menjadi negeri yang semakin berkembang ketika dipimpin oleh Pangeran Salman, seorang pangeran yang memiliki darah Kisrah Persia.

Sebelumnya di Negeri Perlak telah berdiri kerajaan Hindu/Budha yang sederhana, Raja yang berkuasa di Negeri ini disebut Meurah yang artinya Maharaja.

Atas landasan naskah Idhar Al-Haq, sekitar tahun 790 telah merapat sebuah kapal layar yang membawa seratus juru dakwah.

Kapal tersebut datang dari Teluk Kambay, Gujarat, hingga berlabuh di Bandar Perlak dan dipimpin oleh Nahkoda dari Kekhalifan Abbasiyah.

Ali Ibn Muhammad Ja'far Shiddiq adalah salah seorang juru dakwah yang dibawa kapal tersebut.

Beliau harus ikut dakwah keluar negeri atau di luar Arab sebagai hukuman atas kegagalannya dalam pemberontakan terhadap khalifah Al-Makmun, dan beliau merupakan seorang muslim syiah.

Setelah beberapa waktu menjalani dakwah di Negeri Perlak, Ali Ibn Muhammad Ja'far Shiddiq menikahi putri dari Pangeran Salman dan putra pertama dari hasil pernikahan itu merupakan Sultan pertama sekaligus yang mendirikan Kesultanan Perlak dengan gelar Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah.

Perkembangan dan pergolakkan PERLAK

Kesultanan Perlak didirikan pada 1 Muharram 225 H (840 M) oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah yang merupakan aliran Syiah bersama istrinya.

Ia juga mengubah nama Ibukota yang semulanya Bandar Perlak, kemudian diganti menjadi Bandar Khalifah. Sultan dan istrinya memiliki putri yang bernama Meurah Mahdum Khudawi, yang kemudian dimakamkan di Paya Meuligo, Peureulak, Aceh Timur.

Pergolakkan Kesultanan Perlak dimulai ketika Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah menjabat sebagai Sultan ketiga,yang pada saat itu aliran Sunni mulai masuk ke Perlak.

Perang saudara pun tak dapat terelakan antara kaum Syiah dengan kaum Sunni yang terjadi pada tahun 363 H (913 M) dan mengakibatkan tidak adanya Sultan pada dua tahun berikutnya.

Setelah perang saudara pertama yang dimenangkan oleh Kaum Syiah, Pergolakkan - Pergolakkan terus terjadi antara Kaum Syiah dengan Kaum Sunni.

Bergabungnya PERLAK dengan SAMOEDRA PASAI

Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah 2 yang menjadi Sultan ke-17 Perlak (1230 - 1267) melakukan politik persahabatan dengan negara tetangga Perlak yaitu dengan menikahkan putrinya dengan pemimpin negri tetangga Peureulak.

Putri Ratna Kamala, dikawinkan dengan Raja Kerajaan Malaka, Sultan Muhammad Shah (Parameswara) Putri Ganggang, dikawinkan dengan Raja Kerajaan Samoedra Pasai, Al-Malik Al-Shaleh.

Dan setelah wafatnya Sultan ke-18 yaitu Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat (1267 - 1292), Perlak pun digabungkan dengan Samoedra Pasai, dibawah pimpinan Sultan Muhammad Malik Al-Zahir, Putra Al-Malik Al-Saleh.

Nama-nama sultan PERLAK

Dalam Kesultanan Perlak, Sultan-Sultan di kelompokan kepada dua dinasti yaitu dinasti Syed Maulana Abdul Aziz Shah dan dinasti Johan Berdaulat.

Berikut daftar yang pernah menjabat sebagai Sultan di Perlak :

1. Dinasti Syed Maulana Abdul Aziz
  1. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah (840 - 864)
  2. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Shah (864 - 888)
  3. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah ( 888 - 913)
  4. Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah (915 - 918)
2. Dinasti Johan Berdaulat
  1. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Khadir Shah Johan Berdaulat ( 928 - 932)
  2. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah Johan Berdaulat ( 932 - 956)
  3. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Johan Berdaulat ( 956 - 983)

Berakhirnya pemerintahan Sultan yang ketiga, kembali lagi peperangan antara kedua aliran selama empat tahun dan diakhiri perdamaian dengan membagi wilayah kerajaan menjadi dua bagian.

Perlak pesisir bagi golongan Syiah dan Perlak pedalaman  ahlus Sunnah wal Jama’ah. Perlak pesisir mengangkat Alaiddin Syed Maulana Shah yang memerintah dari tahun 365-377H/976-988M., Sebagai sultan.

Perlak pedalaman mengangkat Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat yang memerintah (365-402H/986-1023M) sebagai sultan.

Ketika Sriwijaya menyerang Perlak, sultan Perlak pesisir pergi sehingga seluruh Perlak di bawah kekuasaan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat dan ia melanjutkan perjuangannya melawan Sriwijaya sampai tahun 395H/1006M.

Setelah itu beliau diganti oleh:

  1. Sultah Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (402-450H/1023-1059M)

  2. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Shah Johan Berdaulat (450-470H/1059-1078M)

  3. Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Shah Johan Berdaulat (470-501H/1078-1109M)

  4. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Shah Johan Berdaulat (501-527H/1109-1135M)

  5. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (527-552H/1135-1160M)

  6. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Shah Johan Berdaulat (552-565H/1160-1173M)

  7. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah Johan Berdaulat (565-592H/1173-1200M)

  8. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan Berdaulat (592-622H/1200-1230M)

  9. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan berdaulat (622-659H/1230-1267M)

  10. Sultan mempunyai dua puteri yaitu puteri Ratna Kamala dan puteri Ganggang. Puteri pertama dikawinkan dengan raja Malaka yaitu Sultan Muhammad Shah sedang puteri kedua dikawinkan dengan Raja Samudera Pasai yaitu Al-Malik Al-Shaleh.

  11. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Shah Johan Berdaulat (662-692H/1263-1292M)

Beliau merupakan sultan terakhir dari kerajaan perlak. Setelah sultan mangkat Kerajaan Perlak disatukan dengan Kerajaan Samudera Pasai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik Al Zahir putera Al Malik Al-Saleh.

Demikian Informasi yang menjelaskan bahwa Kerajaan Islam yang pertama dan tertua di Nusantara bukanlah Samoedra Pasai, akan tetapi Kesultanan Perlak.

Kesehatan Resep Makanan Sejarah
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar
komentar teratas
Terbaru dulu
Daftar Isi
Tautan berhasil disalin.